KETIKA BULAN MENANGIS


Oleh : Hakim Syah Reza Lubis
            Bulan yang merupakan satelit alami bumi dalam bahas latin di sebut Luna, upsss!!! Memang ada yah satelit buatan??? Kalau menurut Flat Earth Society sih satelit buatan itu tidak ada, foto – foto satelit yang tampak mengambang di atas bumi merupakan animasi, itu hanya akal – akalan NASA saja demi bisnis sinyal yang memberikan income triliunan dollar, begitulah cara tatanan elit global menguras uang penduduk bumi. Sepertinya kita memang harus ke bulan dulu untuk membuktikannya, loh!!! Bukannya sudah ada yah orang Amerika pertama yang pergi ke bulan???, siapa??? Neil Amstrong??? Banyak rumor yang beredar kalau foto beliau yang tengah menancapkan bendera Amerika di bulan itu di ambil di studio foto, karena tidak mungkin bendera bisa berkibar di lingkungan yang katanya hampa udara.
            Kita sangat sering mendengar istilah Luna dalam kehidupan kita. Pernah dengar Luna Maya? Maya itu kan artinya semu atau tidak nyata, kenapa mau jadi bulan semu kalau ada bulan nyata, jangan – jangan dia masih keturunan dari suku maya, atau terinspirasi dari perhitungan bulan suku maya. Ada juga band indonesia yang namanya La Luna, nama tersebut mereka ambil dari bahasa sepanyol yang artinya Sang Rembulan. Mereka – mereka itu pasti punya kenangan tersendiri dengan bulan, begitu juga dengan aku. Aku senang sekali melihat bulan, tapi bukan karena aku cinta bulan. Buat lu lu pade yang cinte ame bulan lebih cocok dijuluki Lucinta Luna. Aku suka melihat bulan karena mengingatkanku pada seorang pria yang berjasa dalam mendorongku untuk datang ke bumi, we call it father.
            Apa yang ada di benak kalian ketika tengan melihat bulan sedang purnama? Apakah teringat Aliando dalam sinetron GGS? GGS itu Ganteng Ganteng Srigala atau Ganteng Ganteng Sering gila sih? Ada juga yang bilang Gila Gila Sedeng, tauk ah... gelap!!! Atau kalian teringat Edward Cullen dalam film Twilight? Atau kalian teringat firman Allah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah membelah bulan? Bagaiman perasaan kalian bila melihat bulan sedang purnama? Sedih atau senang? Kalau aku sedih bercampur senang.
            Ketika aku belum mengeyam sekolah dasar. Ayah punya kebiasaan bila ingin memasukkan Vespa ke dalam rumah ketika hendak menutup pintu di malam hari, biasanya ayah mengajakku raun – raun dulu ke Jalan Karya, baru balik lagi ke rumah kami di Gang Wakaf. Aku pikir raun – raun itu istilah orang Medan, ternyata di KBBI artinya “berjalan – jalan berkeliling”. Saat yang paling suka ketika ayah mengajakku raun – raun adalah ketika bulan sedang purnama. Aku duduk di belakang ayah, kedua tanganku yang tidak bisa memeluk pinggangnya yang besar dengan sempurna. Selama diperjalanan mataku hanya tertuju ke arah bulan, meski banyak kilauan cahaya yang bersumber dari lampu jalanan dan lampu kendaraan, mungkin karena cahaya bulan lebih terang dan berada ditengah kegelapan langit malam. aku heran sekali saat itu, kenapa bulan selalu mengikuti kemanapun kami pergi. Kami belok ke kiri dia masih ada, kami belok ke kanan dia masih juga ada.
            Tidak hanya saat hendak memasukkan vespa ke rumah, tentunya setiap perjalanan malam kami dengan ayah, bila bulan sedang purnama aku terus memperhatikannya, seperti aku punya dunia tersendiri dengan bulan yang membuatku berkata dalam hati “aku mau ke sana nanti”. Mungkin itu yang membuatku punya cita – cita tersendiri ketika masih SD. Kalau saat itu orang ingin bercita – cita jadi; Polisi, Tentara, Dokter, Pilot, dan Guru, justru aku ingin menjadi Astronot, biar bisa ke luar angkasa dan bulan. Bila bercerita tentang cita – cita, pasti semua orang setuju kalau cita – cita itu mengalami metamorfosis seiring dengan tingkatan jenjang pendidikan, SD cita – citanya inilah, SMP itulah, lalu SMA berubah lagi, ketika kuliah apalagi.
Sepengetahuanku saat itu belum ada orang Indonesia yang pergi ke bulan. Ternyata Indonesia punya astronot perempuan pertama bahkan di Asia, namanya Pratiwi Sudarmono, perempuan asal Bandung yang mampu mengalahkan 207 kandidat, termasuk di antaranya 25 wanita. Rencananya dia akan diterbangakan ke ruang angkasa dengan menggunakan peswat ulang – alik Columbia pada 24 Juni 1986, namun misi itu dibatalkan karena pada 28 Januari 1986, pesawat ulang – alik Challenger milik Amerika yang akan menjalankan misi lain meledak di udara, 73 detik setelah diluncurkan pada ketinggian sekitar 15 kilometer, dimana 7 orang kru menjadi korbannya. Kalau menurut Flat Earth Society belum ada manusia yang menembus kubah langit, setiap kali pesawat ruang angkasa menerobos atmosfer akan terbakar pada ketinggian tertentu dikarenakan gesekan, vidio – vidio bom nuklir yang diluncurkan Amerika dan Rusia ke udara nyatanya tidak pernah menembus langit, justru tampak melengkung seperti jamur di udara. Menurutku astronot terhebat sepanjang masa hanya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, tanpa pakaian astronot dan pesawat ulang – alik, tapi sudah mampu menembus langit ke 7 dengan kecepatan cahaya.
Aku sedih bercampur senang bila melihat bulan, aku sedih karena teringat masa kecilku antara aku, ayah, dan bulan. Aku senang karena itu merupakan nikmat dari Allah, nikmat berupa rindu yang di anugerahkan ke dalam dada setiap insan, mungkin bila Allah tidak menciptakan rasa rindu dunia ini terasa tidak berwarna, sampai – sampai di dalam novel, ingat ya novel!!! Bukan film!!! Dilan mengatakan kepada Milea kalau “Rindu itu Berat”. Aku mulai Menangis dan tertawa saat melihat bulan, dimulai ketika ayah sudah terbang jauh dari bumi.
Berikut merupakan salah satu pengalamanku yang aku tuangkan ke dalam catatan harianku saat aku sudah di Batam.
Selepas shalat subuh dari Masjid Annamirah, aku tengah melangkah menuju kontrakan, seperti biasa aku selalu menengadah ke langit untuk menikmati lukisan Sang Pencipta Alam Semesta. Yang berbeda adalah ketika aku menangis saat melihat bulan, airmata mengalir lembut tanpa bisa aku menahannya. Ini adalah nikmat Ilahi, bagiku rindu itu adalah nikmat, terlebih untuk sosok ayah yang telah pergi dari dunia ini. meskipun beliau jauh entah dimana, tapi aku tetap merasakan kehadirannya, air mata yang jatuh bukanlah alasan untukku lebih terpuruk, melainkan membuatku bangkit, dan akan ku buktikan kepada ayah kalau aku bisa melawan kerasnya hidup.
Ada apa dengan bulan? Kenapa aku harus menangis setiap melihat bulan? Karena bulan selalu menemani perjalanan malamku dengan ayah di saat kami mengendarai vespa. Tapi ayah tidak pernah tahu, bahkan aku tidak pernah memberitahunya. Waktu itu aku masih duduk di bangku TK, aku selalu menatap bulan yang mengintai perjalanan kami. Kami belok ke kanan dia masih mengikuti, bahkan di saat kami belok kiri dia juga rela mengikuti. Satu kalimat yang selalu aku renungkan saat ayah membawaku di atas vespa pada malam hari ialah “Yah... kenapa bulan selalu mengikuti kita? kemanapun kita pergi” Pertanyaan itu selalu aku pendam, maaf kalau aku tidak pernah mengutarakannya! Kamis, 5 Mei 2018.

Komentar

  1. Slots games at the best casinos with slots games at the best casinos with slots games at
    A complete list of the most popular 과천 출장샵 online 고양 출장샵 slots at the 서귀포 출장샵 best casinos with 이천 출장샵 slots games at the best casinos with slots games at 하남 출장샵 the best casinos with slots

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Gunung Pusuk Buhit

PMR Madya dan Wira Sekolah Kallista Mengikuti Pelantikan PMR Se-Kota Batam Tahun 2017

Penyampai Pesan Kematian