JURUSAN MANAJEMEN BENCANA
Oleh: Hakim Syah Reza Lubis, S.Pd
Jurusan Manajemen Bencana merupakan salah satu program
pasca sarjana yang mengkaji tentang penanganan bencana di daerah - daerah yang
sering dilanda bencana ataupun daerah - daerah rawan bencana. Penanganan
bencana di daerah rawan bencana membutuhkan perhatian yang sangat serius agar
tidak menimbulkan kerugian yang sangat besar, karena seperti yang kita ketahui
bencana merupakan serangkain peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian, baik
berupa korban jiwa, kerugian harta benda, serta rasa takut yang berkepanjangan.
Dalam kajian Jurusan Manajemen Bencana ada tiga tahapan
penanganan bencana untuk daerah – daerah yang sering dilanda bencana. Tahapan
yang pertama ialah saat sebelum terjadi bencana, yang kedua ialah penanganan
saat sedang terjadi bencana, dan tahapan yang ketiga ialah saat telah terjadi
bencana. Ketiga tahapan tersebut merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan,
karena merupakan suatu siklus atau satu paket upaya yang menentukan tingkat
kerugian akibat bencana.
Tahapan sebelum terjadi bencana merupakan waktu yang
sangat tepat untuk mengatur strategi agar masyarakat yang tinggal di daerah –
daerah rawan bencana menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana. Saat
sebelum terjadi bencana masyarakat yang tinggal di daerah – daerah rawan
bencana dituntut untuk meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan
ialah dengan membuat peta daerah rawan bencana, membuat jalur evakuasi, membuat
tempat evakuasi, membuat sisitem peringatan dini, membentuk kelompok relawan
bencana, melakukan simulasi bencana, serta aktif dalam mengikuti pendidikan dan
pelatihan kebencanaan.
Tahapan saat terjadi bencana merupakan keadaan yang tidak
normal dari biasanya, namun sebelum terjadi bencana ada tanda – tanda atau
peringatan yang menunjukkan bahwa bencana akan terjadi. Disaat adanya tanda –
tanda bencana masayarakat harus berupaya menyelamatkan diri sendiri, anggota
keluarga, serta barang – barang berharga menuju tempat yang lebih aman. Situsi
dan kondisi saat terjadi bencanaa merupakan bagian dari tanggap darurat, dimana
masyarakat yang terkena dampak bencana harus dipenuhi kebutuhannya dengan
mendirikan tenda pengungsian, dapur umum, posko kesehatan, serta kamar mandi
umum. Dalam keadaan tanggap darurat harus segera didata berapa jumlah kerugian
yang ditimbulkan oleh bencana, baik berupa korban jiwa, yang mengalami luka –
luka, jumlah penduduk yang selamat, kerusakan harta benda, serta kerusakan
infrastruktur.
Tahapan setelah terjadi bencana merupakan tahapan
pemulihan, dimana keadaan secara perlahan – lahan akan kembali normal seperti
biasanya dan masyarakat tidak boleh pasrah menyikapi bencana yang telah terjadi.
Upaya yang dapat dilakukan masyarakat ialah dengan bekerjasama memperbaiki
kerusakan – kerusakan yang terjadi akibat adanya bencana. Apabila daerah –
daerah rawan bencana telah memiliki kelompok relawan bencana akan lebih
memudahkan proses pemulihan, karena relawan merupakan seseorang yang siap
mengorbankan waktu, pikiran, serta tenaganya, kapanpun dan dimanapun apabila
dibutuhkan.
Setiap kejadian bencana tentunya memiliki risiko, risiko
bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu, dapat berupa kematian, luka – luka, sakit,
jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta,
dan gangguan kegiatan masyarakat (Undang – Undang Penanggulangan Bencana pasal
1 ayat 17). Risiko bencana merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor
yaitu; ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Dalam kajian Jurusan Manajemen
Bencana bahwa risiko bencana dapat dikurangi apabila; 1) ancaman dikurangi,
dicegah, atau dihilangkan, 2) Kerentanan atau kelemahan diturunkan, 3)
Kapasitas atau kekuatan ditingkatkan.
Indonesia merupakan negara yang rawan bencana dan
memiliki banyak jenis bencana. Bencana yang terjadi di indonesia hampir
mewakili segala jenis bencana yang ada di bumi, mulai dari gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, tanah longsor, banjir, kekeringan, angin puting beliung, hingga
kebakaran hutan dan lahan. Maka dari itu Indonesia membutuhkan tenaga – tenaga
ahli dibidang kebencanaan yang dapat menangani masalah – masalah kebencanaan di
Indonesia. Dalam waktu delapan tahun terakhir, beberapa universitas di
Indonesia telah melahirkan program pascasarjana Jurusan Manajemen Bencana, hal
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan penanganan bencana yang tepat
dan serius, sehingga dengan adanya Jurusan Manajemen Bencana dapat membentuk
sumber daya manusia yang ahli dan terampil dalam menangani masalah kebencanaan
di Indonesia.
tidak sengaja bertemu dengan Riansyah (teman satu profesi di Edulab Medan) yang juga sedang mendaftar ulang di Unhan. Foto oleh Imam. |
Medan, 20 Januari 2017.
Komentar
Posting Komentar