Surat untuk Lusia


Bogor, 31 Mei 2017
Kepada Yth.
Lusia Happy Diana, Ibnu Setyawan, Bpk. Lukito, Ibu Sriyatun, dan Mas Bangkit
Di –
            Jl. Neglasari 2 Kp. Tanah Sewa RT. 01 RW. 03 Kel. Ciparigi Kec. Bogor Utara


Assalamu’alaikum

Pertama-tama mari kita panjatkan syukur ke hadirat Allah S.W.T karena sampai hari ini kita masih diberikan nikmat berupa kesehatan dan ilmu, sehingga abang dapat menulis surat ini, dan insy’allah yang menerima surat dapat membaca dan memahami isi surat ini dengan jelas, tanpa ada kesalahpahaman di antara kita, amiin.

Selasa, 14 Maret 2017, merupakan awal pertemuan abang dengan kamu (Lusia). Saat itu kamu dengan beberapa guru SMP At-thayyibah hendak mengadakan rekreasi ke Jungle Water Park, maka dari itu sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah Sang Pengatur langkah, pertemuan, rezeki, dan maut. Mungkin, kalau Hamdi tidak mengajak abang ke acara tersebut, abang tidak akan mengenal beberapa makhluk yang bernama Lusia, Ian, Bu Idna, Bu Isna, Sonya, Pak Thayyib beserta istrinya yang tidak ikut ke acara tersebut namun menuduh kamu sebagai Perusak Hubungan Orang (PHO). Sebelum pergi ke Jungle, saat di Jungle, hingga hendak keluar dari Jungle, kita sangat sedikit berbicara dan berinteraksi, wajar saja! Baru kenal! Kita mulai banyak berbicara setelah Ian menceritakan bahwa kamu aktif di kegiatan alam bebas, saat itu kami (para lelaki) sedang menanti kalian (para wanita) menggati pakaian. Itu yang membuat abang langsung menyapa dan berbincang dengan kamu setelah kalian keluar dari ruang ganti pakaian, apalagi selama perjalanan pulang abang satu motor dan banyak ngobrol dengan kamu, dari situ abang tahu kalau kamu hobbi panjat tebing, mendaki gunung, dan arung jeram, hingga di hari-hari berikutnya kita banyak sharing mengenai tempat-tempat wisata di Bogor. Terimakasih juga untuk kalian yang telah mengajak dan mentraktir makan malam di BPJS (Bakso Pak Jono Sempur), sumpah! Unique banget namanya, kreatif!

Ketika hendak mencari rumah kontrakan, abang menyebarkan pesan ke seluruh kenalan abang yang ada di Bogor, salah satunya adalah kamu. Hingga pada Selasa, 21 Maret 2017, kamu merupakan orang pertama yang memberi info ke abang bahwa di lingkungan tempat kamu tinggal ada rumah kontrakan yang sedang kosong, syukurnya abang sudah merasa cocok dengan harganya dan sudah mengetahui keberadaan tempatnya, karena pada Jum’at, 17 Maret 2017, abang dan Hamdi pernah menemani kamu pulang ke rumah setelah pertemuan dengan Bu Idna, Buk Isna, Sonya, Bu Ningsih beserta Suaminya, situasinya saat itu sudah lewat dari pukul 22.00, dan kondisinya kamu sudah berulang kali dihubungi oleh orang tua kamu. Alhamdulillah kami berhasil juga mengantarkan kamu come back to your mama, meski kami harus menikmati sedikit santapan malam berupa semburan kecemasan dari ibu kamu, dan kami mencoba meyakinkan ibu kamu bahwa everything it’s gonna be alright.

Akhirnya pada Rabu sore, 22 Maret 2017, pertama kalinya abang menginjakkan kaki di rumah kontrakkan milik Ibu Murtofingah yang di dalamnya tidak ada televisi, kulkas, kompor, sofa, dispenser, ricecooker, dan tempat tidur, yang ada hanyalah butiran debu, jaring laba-laba, dan sebuah lampu remang-remang peninggalan yang sebelumnya pernah mendiami rumah ini. Alhamdulillah ada beberapa tetangga yang menaruh empati dengan kehadiran abang. Dalam seketika, rumah yang awalnya kosong-melompong menjadi berisi, sama seperti hati yang awalnya kosong terus tiba-tiba ada yang mengisi, asyiiik! Ambal, gorden, kain panjang (batik) dari kamu dan keluarga. Ember dan gayung dari Teh Wita. Bantal dan Kasur dari Kang Tarso. Kalian hadir disaat abang membutuhkan belas kasihan, dan abang hadir disaat kalian memberi belas kasihan, klop banget kan! Itulah detik-detik abang mengawali “malam pertama” di kontrakan ini. Terimkasih, waktu itu sudah memberikan abang pinjaman Rp. 100.000,- untuk kekurangan pembayaran sewa rumah, maaf kalau abang bayarnya terlalu lama dari waktu jatuh tempo.

Hari ini Rabu, 31 Mei 2017, bertepatan dengan 5 Ramadhan, merupakan hari ke-71 bagi abang mendiami rumah ini dan menjadi warga disini, tanpa kalian semuanya tidak akan berarti apa-apa dan abang bukan siapa-siapa. Selama berada disini sudah begitu banyak kebaikan-kebaikan yang abang peroleh dari kalian, mulai dari peminjaman barang hingga pemberian makanan sebelum dan saat Bulan Ramadhan, serta kebaikan-kebaikan lainnya yang tidak bisa abang uraikan satu demi satu. Mungkin lebih dari 100 halaman untuk memaparkan semua itu, yang ada kamu bosan dan lelah membacanya.

Sampai kapanpun abang tidak akan bisa melupakan dan membalas jasa-jasa kalian, hanya sebatas doa yang bisa abang panjatkan agar Allah S.W.T membalas dan melipatgandakan amal kebaikan yang selama ini kalian berikan ke Abang. Semoga Allah mempermudah jalan kamu menuju wisuda, semoga Allah menjadikan Ibnu anak yang lebih berbakti lagi kepada orang tua, semoga apa yang kalian cita-citakan dihijabah oleh Allah, semoga Allah selalu melimpahkan rizki dan hinayahNya kepada kalian, amiin ya rabbal alamiin. Sejauh ini belum ada pemberian material yang bisa abang berikan, tapi abang selalu berusaha untuk menyumbangkan pikiran, waktu, dan tenaga yang abang miliki untuk kalian, insya’allah.

Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, insya’allah besok abang akan hijrah dari sini, itulah alasan terbesar kenapa abang menulis surat ini. Selain ingin menyampaikan terimakasih, abang juga ingin menyampaikan permohonan maaf atas ucapan dan kelakuan abang yang tidak berkenan di hati, atas kehadiran abang yang sudah banyak merepotkan kalian. Abang tidak mau meninggalkan kenangan buruk disini, yang abang inginkan ketika abang pergi nanti hanya ada kenangan manis untuk selalu dikenang. Buku “Istiqarah Cinta” yang kemarin kamu pinjam ambil saja! Cuma itu yang bisa abang berikan sebagai kenang-kenangan dan tanda terimkasih, semoga bukunya bermanfaat untuk kamu dan orang di sekitar kamu, Amiin.

Sebelum abang mengakhiri surat ini, abang mau minta tolong lagi ke kamu, abang titip Sefti, Kila, Bunga, Alfi, Ndev, dan anak-anak lainnya ke kamu ya. Abang rasa kamu sudah paham maksud abang, abang mau kamu menggantikan peran abang ke mereka. Abang senang melihat mereka begitu antusias untuk belajar, dan abang senang bisa mengajarkan ilmu yang abang miliki ke mereka sehingga ilmu abang terus bertambah. Abang punya sedikit pesan ke kamu, jadilah guru tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi kamu juga harus bisa jadi guru di lingkungan tempat kamu tinggal. Abang berharap kamu berkenan menjadi relawan pendidikan yang senantiasa mendidik, mengingatkan, dan membangkitkan gairah belajar mereka.

Jika ada kesalahan kata dalam penulisan surat ini, abang harap kamu dapat memakluminya. Abang menyadari masih jauh dari sifat “sempurna”, karena “sempurna” merupakan milik Andra and The Backbone. Setelah membaca surat ini harap jangan dibuang ya, lebih baik dijadikan pembungkus gorengan, abang Cuma bercanda! Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang boleh kita berjumpa lagi. Cukup sekian dan syukron.

Wassalamu’alaikum
         Dari  Mantan Tetanggamu,



         Hakim Syah Reza Lubis
         Hp. 0821 6734 7373










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Gunung Pusuk Buhit

PMR Madya dan Wira Sekolah Kallista Mengikuti Pelantikan PMR Se-Kota Batam Tahun 2017

Penyampai Pesan Kematian