Resensi Buku: Active Learning-101 Strategi Pembelajaran Aktif

Oleh: Hakim Syah Reza Lubis, S.Pd 

Buku berjudul ‘Active Learning-101 Strategi Pembelajaran Aktifini merupkan koleksi Perpustakaan MAN Insan Cendekia Batam yang selesai saya baca pada Selasa, 31 Mei 2022. Buku karangan Melvin L. Silbermen ini merupakan terjemahan dari buku yang berjudul ‘Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject’. Tujuan saya membaca buku ini agar meningkatkan kualitas mengajar saya sebagai Guru Geografi, terutama dalam memperkaya strategi mengajar yang membuat siswa lebih aktif di kelas.

Di bagian Tentang Penulis pada akhir buku dituliskan bahwa Doktor Mel Silberman adalah profesor di bidang kajian Psikologi dalam Pendidikan pada Universitas temple, tempat ia mengambil spesialisasi psikologi instruksional. Beliau merupakan lulusan Universitas Brandeis yang menyandang gelar A.M dan Ph.D. dalam bidang psikologi pendidikan dari Universitas Chicago. Sejak tahun 1969 hingga 1995 beliau sudah menulis 10 buku seperti; The Experience of Schooling dan When Your Child is Difficult.

Versi aslinya diterbitkan oleh Allyn and Bacon Boston pada tahun 1996, lalu diterbitkan dalam bahasa Indonesia pertama kali oleh YAPPENDIS (Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Pendidikan Islam) Yogyakarta. Buku ini merupakan cetakan ke-6 yang diterbitkan oleh Pustaka Insan Madani pada Juli 2020.

Dalam kata pengantar, Prof. Dr. Komaruddin Hiayat yang merupakan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyampaikan “Terbitnya buku ini pantas kita sambut dengan gembira dan kita jadikan bahan rujukan dan komparasi khususnya di kalangan praktisi pendidikan untuk menjadikan proses pendidikan lebih sehat dan lebih menjanjikan masa depan putri kita sehingga mereka yang memiliki bibit unggul bukannya malah mati di tangan sekolah. Saya setuju dengan pernyataan profesor di atas, seandainya saja setiap guru di sekolah menerapkan strategi pembelajaran aktif seperti yang tercantum dalam buku ini maka tidak akan ada siswa yang ‘mati’ di sekolah, justru mereka akan terus ‘hidup’ dengan potensi mereka masing-masing, karena strategi yang dipaparkan dalam buku ini bukan hanya memebuat siswa mejadi lebih aktif secara personal, juga menumbuhkan kerjasama di antara siswa, tentunya kerjasama akan terjalin jika antar individu saling menghargai kelebihan dan kekurangan satu dengan yang lainnya.

Ada kalimat yang saya suka dan menurut saya quoteable pada bagian Kata Pengantar; Guru yang baik adalah guru yang juga bisa belajar dari muridnya. Murid adalah “gurunya” guru. Dan setiap murid adalah sebuah dunia yang unik yang perlu dipahami secara individual. Seseorang akan menjadi dirinya berdasarkan kepribadiannya yang unik itu. menurut saya guru merupakan sosok pembelajar yang harus terus belajar, baik dari guru di sekitarnya, bahkan siswanya sendiri. Sebagai guru saya juga menerapkan itu ke diri saya, banyak hal yang saya pelajari dari siswa, karena mereka menguasai banyak hal-hal baru yang saya tidak dapatkan ketika saya menjadi siswa dulu. Contohnya adalah aplikasi Canva yang memudahkan penggunanya untuk mendesain gambar dan sebagainya, awalnya saya tidak mengenal aplikasi tersebut. Di pertengahan tahun 2019, saya mulai mengajar di MAN IC Batam, saya pernah menugaskan siswa saya untuk membuat poster dan main mapping, lalu mereka mengerjakannya dengan aplikasi tersebut. Ada juga siswa saya yang memperindah tampilan proposalnya dengan menggunakan aplikasi tersebut, itu merupakan salah satu contoh kalau sebagai guru kita bisa meng-upgrade kapasitas kita dengan belajar kepada siswa.

Penulis mengelompokkan isi dalam buku ini ke dalam 4 bagian. Bagian I, Memperknalkan Konsep Belajar Aktif yang meliputi; Model-model belajar, Dimensi Sosial Belajar, Kepedulian terhadap Belajar Aktif, dan Inti dan Kerangka Belajar Aktif. Bagian II, Bagaimana Membuat Peserta Didik Aktif Sejak Dini yang terdiri dari; Strategi Membangun Tim (strategi 1 - 11), Strategi Penilaian Secara Cepat (strategi 12 - 16), dan Strategi Melibatkan Peserta Didik dalam Belajar dengan Segera (strategi 17 - 23). Bagian III, Bagaimana Membantu Peserta Didik Memperoleh Pengetahuan, Ketrampilan, Dan Sikap Secara Aktif yang terdiri dari; Pengajaran Kelas Penuh (strategi 24 - 33), Merangsang Diskusi Kelas (strategi 34 – 40), Pertanyaan Terlalu Singkat (Strategi 41 – 43), Belajar Dengan Cara Bekerja Sama (Strategi 44 – 49), Mengajar Teman Sebaya (Strategi 50 – 56), Belajar Mandiri (Strategi 57 – 62), Belajar Afektif (Strategi 63 – 67), dan Pengembangan Kecakapan (Strategi 68 – 78). Bagian IV, Bagaimana Belajar Agar Tidak Lupa yang terdiri dari; Strategi-strategi Meninjau Ulang (Strategi 79 – 87), Penilaian Diri (Strategi 88 – 97), dan Sentimen Terakhir (Strategi 98 – 101).

Saya akan mencoba memaparkan kelebihan buku ini dari kaca mata saya. Pertama, saya belum pernah menemukan buku yang memaparkan strategi pembelajaran seperti yang ada pada buku ini, menurut saya strategi yang dicantumkan sangat lengkap dan bervariasi. Ketika masih kuliah di Jurusan Pend. Geografi Unimed, saat Kurikulum 2013 mulai diterapkan, dosen saya pernah menampilkan dan membagikan file yang isinya memaparkan berbagai strategi pembelajaran aktif, namun tidak sebanyak pada buku ini, seingat saya sekitar 50-an strategi. Kedua, menurut saya pemaparan strategi dalam buku ini sistematis, dimana penulis menyajikan mana strategi yang cocok diterapkan untuk memulai materi, saat materi tengah berlangsung, dan mengakhiri materi. Ketiga, buku ini memberikan contoh kasus dari berbagai strategi yang dipaparkan.

Selanjutnya saya akan mengulas kelemahan dalam buku ini. pertama, strategi yang ditampilkan memang lengkap dan bervariasi, namun ada beberapa strategi yang menurut saya terlalu singkat penjelasannya, sehingga saya bingung bagaimana untuk menerapkannya, terkadang saya mengetahuinya lebih lanjut lewat penjelasan dari youtube. Ke dua, karena ini merupakan buku terjemahan tentunya pembaca akan memahami permasalahan klasik dalam memahaminya melalu tata bahasa yang disajikan. Ke tiga, contoh-contoh penerapan dalam buku ini hampir seluruhnya merupakan ruang lingkup siswa SD atau SMP, sehingga bagi guru SMA yang membaca ini harus berinovasi lagi untuk mencari contoh yang sesuai.

Menurut saya buku ini bukanlah akhir, melain awal bagi insan-insan pengajar yang ingin menelusuri lebih lajut mengenai berbagai strategi pembelajaran aktif lewat sumber-sumber lain yang lebih up to date dan lebih dalam pembahasannya. Umpama sebuah jeruk, buku ini masih menyajikan ‘kulit-kulit’ saja. Ketika membaca buku ini, saya menyadari ada beberapa strategi yang sudah saya terapkan sebelumnya. Dalam proses ‘penyelesaian’ buku ini saya juga mulai menerapkan strategi yang dianggap sesuai dengan materi saat itu. setelah selesai membaca buku, saya juga menyadari masih banyak strategi-strategi yang belum saya terapkan dan akan saya upayakan setahap demi setahap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Gunung Pusuk Buhit

PMR Madya dan Wira Sekolah Kallista Mengikuti Pelantikan PMR Se-Kota Batam Tahun 2017

Penyampai Pesan Kematian