Rumah Makan Kita
Sabtu, 21 Desember 2013. Pelabuhan sudah tampak dari sini, masih ada waktu sekitar dua jam lagi sebelum keberangkatan kapal ke Pelabuhan Ulee Lheue. Perut sudah mengintruksikan otak agar segera mencari rumah makan. Saat berjalan beberapa meter, tampak di sisi kanan jalan warung kopi yang sedang dihadiri para bapak, tidak ramai memang, sekitar tiga orang, mereka duduk terpisah, ditemani rokoknya masing-masing. Setelah berkompromi, dengan hasil keputusan ini menjadi penampilan terakhir sebelum penyebrangan, kami menepi dan meminta izin kepada empunya warung. Ku mainkan gitar sebagai pertanda intro lagu, Fuad mengringi dengan shaker , kami mulai bernyanyi. Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan Sayang engkau tak duduk ...