BH

-
Oleh : hakim syah reza lubis

BH oh BH
Muda hingga tua mengenakannya
Tersedia berbagai nomor
Dari yang ganjil hingga yang genap

BH oh BH
mini bahkan jumbo memakainya
Tersedia berbagai ukuran
Dari yang kecil hingga yang besar

BH oh BH
Depan dan belakang tampak mata
Tersedia berbagai warna
Dari yang hitam hingga yang merah

BH oh BH
Di desa maupun kota orang memesannya
Terbuat dari berbagai bahan
Dari yang biasa hingga luar biasa

BH oh BH
Dingin dan panas tetap dipasang
Tersedia dari berbagai kelas
Dari kelas bawah hingga kelas atas

BH oh BH
Membukanya akan menjadi bahaya
Ada pemangsa dimana-mana
Matanya liar menatap buas

BH oh BH
Merekatnya dengan erat
Agar tak kendur saat bepergian
Agar tak lepas saat terguncang

BH oh BH
Disini wajib menunjukkannya
Tak ada yang menutupi keberadaannya
Karena BH sebagai identitas

Jambi, 2 februari 2020








Komentar

  1. Wina Oktavia3 Februari 2020 pukul 16.37

    Inspirasi dr jambi....krna tiap hri liat BH....mondar mandir d jalanan...jdi ny terinspirasi ntuk menulis sbuah puisi..tw apalah namany.....😀😀😀

    BalasHapus
  2. hakim syah reza lubis3 Februari 2020 pukul 16.46

    Yaps benar sekali... kota yang penuh dengan bh. Ini akun siapa ya? Gak ada foto nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendakian Gunung Pusuk Buhit

-
Gambar
Oleh : Hakim Syah Reza Lubis Desa Sarimarihit di kaki Gunung Pusuk Buhit. lokasi kemah sebelum melakukan pendakian. Batu persembahan di puncak Gunung Pusuk Buhit. Sumber air di puncak Gunung Pusuk Buhit. Aku dan Miska di Puncak Gunung Pusuk Buhit. saat menyebrang dari Tomok ke Parapat. saat di Taman Kota Pangunguran. Dari kiri ke kanan; Benhard, Gustaf, Aku, Johan, Fitri, Lamtio, Isma, Ria, Sendi, dan Yodi di Puncak Gunung Pusuk Buhit.
Baca selengkapnya

PMR Madya dan Wira Sekolah Kallista Mengikuti Pelantikan PMR Se-Kota Batam Tahun 2017

-
Gambar
Oleh : Hakim Syah Reza Lubis, S.Pd (Pembina PMR Madya dan Wira Sekolah Kallista) Lokasi : SMA Kartini Batam Waktu : 9 November 2017 persiapan sebelum upacara bendera. dari kiri ke kanan; Gideon, Aviany, dan Irene mewakili PMR Wira saat mengkuti lomba lukis tong sampah dari kiri ke kanan; Jenlee, Heigen, Antonio, dan Jonathan saat pembagian kelompok outbond.   Kak Helmi dengan anak-anak PMR Kallista. Lukis kaos karya Catika perwakilan PMR Madya. Kaos hitam sebelah kiri merupakan lukisan karya Cleyton James perwakilan PMR Wira. Dari kiri ke kanan; serfany, bestrik, dan Audrea mewakili PMR madya saat mengikuti lomba lukis tong sampah.
Baca selengkapnya

Penyampai Pesan Kematian

-
Oleh: Taring               Mendaki bukit, lewati lembah seperti pada lirik lagu Ninja Hatori, tampak juga anak sungai yang mengalir indah, meski saat ini Sikon (Situasi dan Kondsi) sedang tidak indah-indahnya. Berbaris layaknya semut, bedanya iringan serangga tersebut kerap bergerak ke tujuan dan arah yang pasti, di mana ada gula, di sana pula arah tujunya. Tujuan kami pasti, ingin segera kembali ke tenda, agar bisa merebahkan badan, menyantap makanan, juga bersendau gurau, namun sampai gelap menghampiri, kami masih terjebak dalam ketidakpastian arah, berulang kali mondar-mandir di jalur yang sama. Gerimis, susana mencekam, serta rasa lelah membuat kami menyerah pada arahan GPS ( Global Positioning System ). Setelah berulang kali, usulku diterima juga, berteduh di gubuk yang tampak sore tadi, sempat terpikir hanya aku yang melihatnya, ternyata Miska juga. Keyakinan mengatakan kalau gubuk itu nyata, meski hanya kami berd...
Baca selengkapnya