MALAM TERAKHIR BAGI KITA
Malam itu kami menjalankan aksi di warung Bakso Mas Ronggo - Jalan Pancing Medan. Seperti biasa sebelum masuk ke acara inti kami memberikan mukaddimah terlebih dahulu. Baru saja memulai mukaddimah, aku melihat seorang wanita berjilbab dan berkacamata yang tengah memperhatikanku, akhirnya kami tatap-tatapan dari jarak 2,5 m sambil saling tersenyum, seolah-olah kami pernah saling mengenal. Dia adalah adik kelasku di Jurusan Pendidikan Geografi Unimed. Baru saja intro lagu di dendangkan dia sudah mengarahkan kamera androidnya ke kami. Sungguh aku tidak bisa membiarkannya, aku hampiri dia, aku pinta dia merekam aksi kami malam itu dengan androidku. Jadi kalau ada suara "bang Hakim Lubis... ya ampun bang" itu adalah suara dari seorang Putri Mentari.
Kenapa harus direkam? Terkesan narsis ya? Atau ada yang berpikir masak pengamen punya android? Ini semua berawal dari kebosanan... jelas aku merasa bosan, lebih dari sering aku dan tomi dividiokan setiap ngamen di kafe-kafe oleh beberapa pengunjung, ntah itu buat bahan lucua-luacuan mereka, ntah itu karena kagum dengan penampilan kami lalu di unggah ke sosmed, i dont know... whatever! Sayangnya... rekaman vidio tersebut tidak pernah ada di androidku.
Akhirnya aku putuskan buat merekam penampilan berburu rupiah kami melalui androidku. saat itu merupakan hari-hari terkahirku di Medan, sebab beberapa hari berikutnya aku akan berangkat ke Batam demi memenuhi panggilan kerja. Aku yang baru tiba dari Bogor setelah 1 semester meninggalkan Medan, ternyata hanya diberi kesempatan 2 minggu menghirup udara Medan dan bernostalgia dengan teman-teman di perempatan lampu merah, dan harus segera ke Batam. Aku katakan kepada Tomi " sepertinya ini terakhir kali aku ngamen di medan".
Medan, 2017.
Komentar
Posting Komentar