Jangan Jadi Pelakor!
Oleh: Taring DUDUK DI PELANTAR – bukan made in China – sambil menikmati; senja, gugusan pulau, nelayan bersama perahunya, mangrove yang dihinggapi sekawanan burung, serta gemulai nyiur yang mirip tarian Melayu, jadi kebahagiaan tersendiri bagi yang mengalaminya. Harus diakui pemandangan seperti itu memang langka di Pulau Batam yang terus melaju – untuk Indonesia Maju – dalam mengejar Singapore . Hanya adzan – berlanggam Melayu – yang dapat menghentikan saya menikmati ketentraman seperti di atas, sembari menyaksikan anak kecil, pemude , hingga tetua setempat melangkah ke masjid . Usai shalat, teman saya dan ibunya – keturunan Melayu – menghidangkan menu ‘tutup puasa’ yang membuat kami menyantapnya dengan khusyuk . Di lidah terdeteksi kenikmatan yang belum mampu diimbangi restoran mewah. Selain kekentalan cita-rasa Melayunya, juga karena hasil alam – pulau dan laut – yang tidak sempat sembunyi berhari-hari di markas pendinginan. ...